earth
/* Iklan google ads */
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

Iran-kah Bangsa Yang Dijanjikan Tuhan Dalam Surat Muhammad?

Membicarakan Iran memang selalu menarik, apakah itu menyangkut perseteruannya dengan Amerika dan Israel (yang oleh sebagian kalangan disebut "omdo"), perkembangan IPTEK-nya yang hampir menyamai negara-negara maju, seperti: Amerika, Jepang dan Eropa, atau menyangkut Syiah-nya yang selalu dituding sebagai agama sesat dan bukan bagian dari Islam.

Membicarakan Iran seperti membicarakan wanita seksi di hadapan seorang alim (jaim?): pura-pura tidak mendengar padahal sebenarnya menyimak, pura-pura benci padahal sebenarnya menikmati.

Nubuat Nabi Terakhir Ternyata Belum Berakhir

Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengajak berdebat saudaraku umat Kristiani karena pasti tidak akan mencapai titik temu. Bagi kita, "Lakum diinukum walyadiin" (Untukmu agamamu, untukku agamaku [QS. 109:6]). Tulisan ini pun tidak dimaksudkan untuk mengubah keyakinan orang yang sudah mengakar puluhan tahun. Tulisan ini murni sebuah hasil telaah terhadap kitab suci, hadits, dan pendapat dari berbagai madzhab pemikiran. Adapun nanti mau diterima atau tidak, itu masalah lain. Saya hanya menyampaikan sebuah paradigma (menurut saya) dari hasil telaah itu. Selanjutnya, terserah anda :)

Melacak Hak Kepemimpinan Ali Dalam Kitab Hadits Sunni

Kekhalifahan Ali memang tidak segempita 'Umar yang melakukan banyak ekspansi ke berbagai wilayah, juga tidak sefenomenal Utsman yang melakukan finishing pembukuan Al-Qur'an yang sudah dimulai sejak jaman Abu Bakar. Namun perannya sebagai penjaga perdamaian umat Islam dan sumber bertanya menyangkut dienul Islam ketika itu tidak bisa dipandang remeh.
Dengan segala kearifannya, Ali lebih memilih berkompromi daripada berseteru dan menuntut haknya, karena menurutnya, jika hal itu ia lakukan maka yang akan menjadi tumbal adalah kaum muslimin sendiri.

Siapakah Ahlul Bait Nabi Yang Disucikan Allah?

Beberapa minggu lalu saya menemukan tulisan (buletin) dengan judul "Tikaman Syi’ah Kepada Ahlul Bait". Lagi-lagi Syiah menjadi "terdakwa" yang divonis secara in abtentia dengan tuduhan bahwa Syiah telah "menikam" Ahlul Bait Nabi Saww yang lain karena hanya mengakui empat orang Ahlul Bait (Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain) yang disucikan Allah Swt.
Sepintas tulisan tersebut benar dan argumentatif, tapi jika membaca hadits yang digunakan dari sumbernya (Muslim 4425), ternyata hadits tersebut telah dipenggal untuk tujuan menipu umat, padahal jika dilanjutkan maknanya akan lain.

Karena Membenci Syiah, Ahlul Bait Pun Terkena Fitnah

Mungkin sobat akan istigfar berulang-ulang jika membaca tulisan seorang ustadz dalam sebuah blog dengan judul: "Ahlul-Bait Termasuk yang Terusir dari Haudl" (silahkan searching sendiri, saya tidak tega mencantumkan link-nya). Entah terbuat dari apa hati ustadz itu sehingga tega menghina keluarga Nabi Saww seperti itu? Apa lantaran kebenciannya terhadap Syiah sudah mencapai ubun-ubun sehingga Ahlul Bait pun layak untuk difitnah sebagai orang-orang yang akan diusir dari telaga Al-Haudl? Na'udzubillah dari pikiran picik seperti itu. Dan semoga saja Allah memberikan petunjuk kepadanya. Amin...

Jangan Su'udhan, Pembela Syiah Belum Tentu Syiah

Kadang saya suka heran kenapa begitu banyak orang yang apriori, bahkan sinis, jika mendengar, melihat, atau membaca hal-hal yang "berbau" Syiah. Yang lebih mengherankan jika orang yang apriori (sebut saja Syiahphobia) ini adalah mereka yang sebelumnya saya anggap "waras" karena memiliki kemampuan untuk melakukan kajian, analisa, dan penyimpulan. Apa Syiah ini termasuk sejenis wabah penyakit menular yang sangat berbahaya sehingga harus dihindari? Atau mungkin termasuk isme (paham) yang sangat menakutkan, bahkan lebih menakutkan dari bahaya laten komunisme?

Shalat Jum'at Tidak Wajib Bagi Musafir, Benarkah?

Permasalahan yang seringkali timbul pada umat Islam adalah menyangkut wajib tidaknya seorang musafir (orang yang dalam perjalanan) melakukan shalat Jum'at. Bagi sebagian orang yang malas mencari tahu (padahal untuk zaman sekarang tinggal Googling saja) mungkin akan mengikuti apa yang dilakukan kebanyakan orang, tanpa ingin mengetahui dalil-dalil yang menguatkan (atau malah melemahkan) yang dilakukan kebanyakan orang tersebut. Akibatnya, ketika ada orang lain yang melakukannya secara berbeda (padahal sesuai sunnah Nabi Saww) malah dianggap aneh, salah, bahkan dituduh menyimpang, padahal boleh jadi "yang berbeda" itu memiliki dalil yang lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Shalat Jama' Bagi Muqim, Apa Salahnya?

Perkembangan peradaban manusia yang kian pesat ditambah mobilitas manusia yang tinggi (khususnya di kota-kota besar) dewasa ini telah melahirkan berbagai persoalan yang komplek. Namun sekalipun demikian, Islam selalu memiliki jawaban terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Salah satu permasalahan yang muncul adalah sedikitnya waktu yang dimiliki untuk melaksanakan shalat lima waktu, baik karena kesibukan, terhalang macet, banjir, kebakaran, bencana alam, atau karena hal-hal lain, padahal shalat merupakan ibadah yang tidak bisa digantikan dengan denda atau digantikan pada waktu lain, seperti halnya puasa di bulan Ramadhan.

Shalat Shubuh Kesiangan, Apa Salahnya?

Bagi sebagian umat Islam, jika lupa mengerjakan shalat atau bangun kesiangan pada saat Shubuh mungkin akan memilih tidak shalat sama sekali karena hal itu dianggap sudah melewati batas waktu shalat. Pilihan itu diambil tidak lain karena ketidaktahuan akan pengetahuan agama dan lebih suka mempertahankan tradisi "euceuk ti euceuk" (kata orang dari orang) daripada mencari solusinya. Padahal jika mau membaca berbagai macam literatur, sudah banyak ulama atau ahli fiqih yang membuat tulisan mengenai hal ini. Apalagi dengan kemudahan akses internet dewasa ini semakin memudahkan untuk mencari berbagai macam informasi yang diperlukan. Tinggal Googling saja.

Bidadari-bidadari Itu Perempuan Shalihah

Makhluk bernama "perempuan" memang selalu menarik untuk dipandang, dipegang, digoyang (Hus! Ketiga hal ini hanya berlaku buat muhrim. Yang bukan muhrim, dibayang(in) aja, hehehe...), bahkan diperbincangkan. Apakah itu menyangkut kecantikannya, kegemulaiannya, kecerdasannya, keshalehannya, atau kemauannya yang (kadang) sukar dimengerti kaum lelaki.

Kali ini saya tidak akan menulis tentang hal-hal yang menyangkut perempuan karena sudah ada tulisan menarik mengenai hal ini yang ditulis oleh Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat). Berikut adalah tulisannya:

Kurban: Antara Ketakwaan dan Rasa Kemanusiaan

Ibadah Kurban adalah ibadah yang sudah sejak lama ada dan merupakan simbol pengorbanan tertinggi manusia terhadap Tuhannya. Hal ini terlihat dari kisah yang mendasarinya dimana pada saat itu Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk mengorbankan anaknya sendiri, Nabi Ismail as, untuk dipersembahkan kepada Tuhan.

Terlepas dari perbedaan pendapat antara Islam dan Kristen mengenai siapa yang dikurbankan (mengenai hal ini silahkan baca artikel "Ismail atau Ishak yang dikurbankan: Versi Islam dan Kristen"), namun sebagai muslim kita harus meyakini bahwa Nabi Ismail as lah yang dikurbankan itu, bukan Nabi Ishak as.

Mungkinkah Tuhan Salah Ngitung? Sebuah Jawaban Untuk Si Peragu

Dua hari yang lalu saya me-like postingan Ibu Dina Y. Sulaeman di FB-nya. Postingannya cukup menarik perhatian karena menyertakan sebuah gambar kaos bertuliskan TRIAS CORRUPTICA: Legislathieves, Executhieves, Judicathieves (Lihat gambar sebelah).

Semula saya tidak begitu tertarik dengan komentar teman FB-nya Ibu Dina yang menyertakan sebuah gambar lain. Karena saya pikir itu adalah gambar biasa, atau gambar sindirin untuk para koruptor, sehingga tidak diperhatikan secara seksama. Saya hanya memberikan komentar asal pada postingan Ibu Dina dengan bentuk puisi:

Syiah Sesat? Ini Kata Ustadz Kampung (Bagian V)

Tak kenal maka tak sayang. Barangkali pepatah itu sangat cocok diterapkan pada kita ketika dihadapkan dengan Syiah. Akibat ketidakkenalan (ketidaktahuan) kita terhadap Syiah telah menumbuhkan prasangka buruk yang beurujung kebencian. Kita menuding ini dan itu pada mereka, padahal kita tidak tahu apakah tudingan-tudingan tersebut benar atau tidak. Bahkan dengan mudahnya kita mengkafirkan mereka tanpa ada bukti yang kuat bahwa mereka benar-benar kafir. Seakan kita lupa pada sabda Nabi yang melarang kita mengkafirkan orang lain karena tuduhan kafir itu bisa berbalik kepada kita sendiri jika tuduhan tersebut tidak benar.

Syiah Sesat? Ini Kata Ustadz Kampung (Bagian IV)

Ternyata selama ini kita selalu dijadikan objek oleh orang-orang yang haus darah. Kebodohan kita, ketidaktahuan kita, keengganan kita untuk menerima perbedaan, telah dimanfaatkan oleh orang-orang yang anti perdamaian dengan mempertentangkan antara Sunni-Syiah supaya kita saling memusuhi, saling membenci, bahkan kalau perlu, bisa saling bunuh satu sama lain.

Tidak itu saja, keawaman kita terhadap sejarah Islam pun telah berhasil dimanfaatkan oleh mereka yang haus kekuasaan dengan cara mempolitisir dan menggalang dukungan kita dengan dalih tegaknya khilafah Islamiyah.

Syiah Sesat? Ini Kata Ustadz Kampung (Bagian III)

Sungguh menarik jika kita berdialog dengan orang-orang yang tidak menaruh prasangka buruk, apalagi kebencian, terhadap suatu faham agama. Jawaban-jawaban yang dikemukakan terasa logis dan tidak menyalahkan. Seperti terhadap faham/aliran Syiah, misalnya. Syiah, yang selama ini sering dianggap sesat, ternyata tidak seburuk apa yang dituduhkan jika kita mengetahui akar masalah perbedaan yang terjadi antara faham kita (Sunni) dan Syiah.

Dari dialog sebelumnya kita memperoleh sedikit jawaban atas pertanyaan mengapa sebagian orang Syiah tidak menyukai Abu Bakar dan 'Umar, dan mengapa mereka berkeyakian bahwa 'Ali-lah yang harus jadi khalifah.

Syiah Sesat? Ini Kata Ustadz Kampung (Bagian II)

Syiah nampaknya sudah menjadi semacam penyakit menular yang sangat berbahaya bagi umat Islam sehingga perlu dicegah sedemikian rupa sehingga tidak menyebar ke mana-mana. Situ-situs dibuat, buku-buku dikarang, cerita-cerita disebar hanya untuk menyudutkan dan menjelek-jelekkan Syiah. Namun semakin dihujat, semakin membuat saya penasaran untuk mengetahui lebih dalam mengenai ajaran Syiah. Rasanya aneh, madzhab yang diakui ulama-ulama besar dari berbagai negara, yang termuat dalam Risalah Amman atau The Amman Message, tapi dihujat habis-habisan, bahkan dikafirkan, oleh sebagian orang yang mengaku dirinya muslim.

Syiah Sesat? Ini Kata Ustadz Kampung (Bagian I)

Miris dan sedih melihat dunia Islam dewasa ini. Fitnah dan pengkafiran terhadap suatu kelompok yang berbeda seolah sudah menjadi hal lumrah dan layak untuk sebarluaskan, terlebih kepada madzhab Syiah. Lihat saja, misalnya: pengusiran kelompok Tajul Muluk di Sampang, Madura; fitnah terhadap rezim Basyar Al Assad di Syria (Suriah); fitnah yang tak henti-hentinya terhadap Iran yang dituding sebagai antek Yahudi (padahal justru Iranlah yang paling getol menyuarakan anti zionis dan selalu berkonfrontasi dengan Israel sedangkan negera-negara Arab lainnya justru “bermesraan” dengan Israel), merupakan beberapa bukti bahwa Syiah seolah-olah musuh bersama yang harus ditumpas dan dimusnahkan dari muka bumi.

Dan Nabi Muhammad Pun Tersenyum Ketika Dihina dan Dinistakan

Beberapa bulan belakangan kita, umat Islam, dihebohkan dengan adanya penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saww (Shalalallahu 'alaihi wa aalihi wasalam) melalui film Innocence of Muslims dan kartun Nabi Saww yang dimuat di salah satu majalah Prancis.
Sebagai muslim, tentu hal tersebut membuat kita jengkel dan marah. Kita marah bukan saja karena mereka telah menghina Nabi Muhammad Saww dan memutarbalikkan fakta sejarah tentang keagungan beliau, tetapi lebih dari itu, karena kita tidak pernah melakukan hal yang sama dengan menghina agama dan kepercayaan mereka. Karena
Banyak kalangan di antara umat Islam yang beranggapan bahwa bangsa Yahudi (Israel) diberi kelebihan oleh Allah SWT sehingga mereka memiliki keunggulan dalam bidang kecerdasan dan kekuatan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Anggapan tersebut didasarkan pada surat Al-Baqarah ayat 47, yang berbunyi:
"Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingat pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat." (QS 2:47)

Mengapa Syiah Dibenci, Apa Kesalahan Mereka?

Beberapa bulan lalu saya membuka sebuah situs www.Syiahindonesia.com. Semula saya pikir situs tersebut berupa informasi seputar madzhab Syiah yang ada di Indonesia, tidak tahunya merupakan situs yang menjelek-jelekan mazhab ini. Bahkan dalam tag-nya berbunyi: "Kami hanya segelintir orang yang bertekad untuk menjelaskan kepada umat islam akan hakekat dan bahaya aliran Syi'ah/Rafidhah".

Sebagai muslim yang terlahir dari keluarga Sunni dengan madzhab Syafi'i, remaja dengan madzhab Hambali, dan dewasa dengan madzhab Syafi'i, Hanafi, Maliki, Hambali, dan Ja'fari alias hanya bermadzhab Islam. Sungguh sangat kecewa dengan adanya penghinaan terhadap salah satu madzhab Islam tersebut, terlebih penghinaan itu dilakukan oleh umat Islam sendiri. Yang lebih mengecewakan lagi adalah pernyataan dalam salah satu artikel situs tersebut yang mengatakan kafir terhadap aliran madzhab Syiah. Naudzubillahi min dzalik.