Biasanya saya tidak memiliki banyak kesulitan dalam membuat judul untuk sebuah tulisan tapi kali ini bener-bener bingung, tidak tahu harus memberi judul apa, soalnya tulisan berikut berisi kebingungan-kebingungan.
Anda pasti bingung, apalagi saya, bingung tujuh keliling dengan hal-hal yang membingungkan ini. Rasanya aneh tapi memang kenyataannya seperti itu. Mau dibilang "khas Indonesia", saya juga orang Indonesia dan saya (mungkin juga anda) tidak seperti itu. Jadi, hal ini benar-benar "ajaib" dan hanya bisa terjadi di Indonesia (di negara lain ada gak ya?).
Kebingungan saya bermula ketika saya dituduh menyesatkan siswa dengan pernyataan-pernyataan menyangkut masalah: 1) Shalat Shubuh siang hari, 2) Orang muqim boleh menjama' shalat, 3) Musafir tidak wajib Shalat Jum'at, 4) Shalat Dhuha bukan sunnah Nabi, dan 5) Tulisan di FB saya tanggal 9 Oktober 2013, yang nanti akan saya jelaskan.
Lantaran tuduhan ini cukup mengganggu akhirnya saya membuat tulisan-tulisan (seperti yang sudah diposting sebelumnya) untuk mengklarifikasi pernyataan-pernyataan tersebut. Namun sayangnya, tulisan yang sudah susah payah dibuat dan dibagikan copy-annya kepada rekan-rekan kerja, hanya sebagian saja yang membacanya secara serius, sisanya hanya membolak-balik tulisan tersebut tanpa sekalipun membacanya secara detail. Akibatnya, argumentasi yang didukung hadits-hadits dari 9 Kitab Hadits dan pendapat para ulama itu pun menjadi sia-sia, mentah dan terkalahkan oleh tradisi menaun dari keyakinan euceuk ti euceuk (kata orang dari orang). Padahal jika saja mereka mau sedikit open mind dan tidak apriori, banyak pengetahuan yang bisa diambil, bahkan mungkin diyakini kebenarannya karena apa yang saya ungkapkan bukanlah pendapat baru melainkan pernyataan hadits dan pendapat para ulama masyhur.
Sebenarnya, jika saja mereka mau sedikit menggali pengetahuan untuk membuktikan sesat tidaknya pernyataan saya, tinggal Googling saja, pasti akan ditemukan puluhan tulisan mengenai permasalahan-permasalahan yang saya ungkapkan. Sayangnya, internet hanya dimanfaatkan untuk ajang narsis-narsisan di FB, G+, twitter, atau sosmed lainnya. Akibatnya seperti munculnya tuduhan sesat ini. Juga seperti waktu perjalanan pulang dari Bali, saya menjadi bahan cibiran hanya karena tidak ikut shalat Jum'at dengan semua rombongan pria lain. Bahkan ada seorang rekan wanita yang ngomel dan sedikit memaksa saya supaya shalat Jum'at.
Jika saja kita tahu, betapa mudahnya ajaran Islam ini. Bahkan ketika dalam safar (bepergian), kita tidak perlu shalat empat raka'at untuk shalat Dhuhur, 'Ashar, dan 'Isya, karena ketentuan shalat safar hanya dua raka'at.
Kebingungan lainnya adalah berkaitan dengan Post FB saya tanggal 9 Oktober 2013 yang dianggap menyesatkan (lihat gambar berikut). Apakah mereka tidak bisa membedakan antara pernyataan menggunakan tanda kutip dan tidak? Apakah mereka tidak melihat link berita Kompas di bawahnya?. Benar-benar membingungkan. Saking membingungkannya sampai-sampai temen-temen saya ngakak (tidak sambil guling-guling) mendengar cerita ini, padahal ada di antara temen-temen itu hanya sekedar lulusan SMA.
Bisa anda bayangkan, betapa bingungnya saya mendapat kenyataan seperti ini sampai-sampai untuk membuat judul saja bingungnya gak ketulungan. Bukan lantaran saya disingkirkan, tapi tersentil sabda Nabi Saww:
Ok, segitu aja sob. Semoga hal seperti ini tidak terjadi di dunia kerja anda. Amien...
Kebingungan saya bermula ketika saya dituduh menyesatkan siswa dengan pernyataan-pernyataan menyangkut masalah: 1) Shalat Shubuh siang hari, 2) Orang muqim boleh menjama' shalat, 3) Musafir tidak wajib Shalat Jum'at, 4) Shalat Dhuha bukan sunnah Nabi, dan 5) Tulisan di FB saya tanggal 9 Oktober 2013, yang nanti akan saya jelaskan.
Lantaran tuduhan ini cukup mengganggu akhirnya saya membuat tulisan-tulisan (seperti yang sudah diposting sebelumnya) untuk mengklarifikasi pernyataan-pernyataan tersebut. Namun sayangnya, tulisan yang sudah susah payah dibuat dan dibagikan copy-annya kepada rekan-rekan kerja, hanya sebagian saja yang membacanya secara serius, sisanya hanya membolak-balik tulisan tersebut tanpa sekalipun membacanya secara detail. Akibatnya, argumentasi yang didukung hadits-hadits dari 9 Kitab Hadits dan pendapat para ulama itu pun menjadi sia-sia, mentah dan terkalahkan oleh tradisi menaun dari keyakinan euceuk ti euceuk (kata orang dari orang). Padahal jika saja mereka mau sedikit open mind dan tidak apriori, banyak pengetahuan yang bisa diambil, bahkan mungkin diyakini kebenarannya karena apa yang saya ungkapkan bukanlah pendapat baru melainkan pernyataan hadits dan pendapat para ulama masyhur.
Sebenarnya, jika saja mereka mau sedikit menggali pengetahuan untuk membuktikan sesat tidaknya pernyataan saya, tinggal Googling saja, pasti akan ditemukan puluhan tulisan mengenai permasalahan-permasalahan yang saya ungkapkan. Sayangnya, internet hanya dimanfaatkan untuk ajang narsis-narsisan di FB, G+, twitter, atau sosmed lainnya. Akibatnya seperti munculnya tuduhan sesat ini. Juga seperti waktu perjalanan pulang dari Bali, saya menjadi bahan cibiran hanya karena tidak ikut shalat Jum'at dengan semua rombongan pria lain. Bahkan ada seorang rekan wanita yang ngomel dan sedikit memaksa saya supaya shalat Jum'at.
Jika saja kita tahu, betapa mudahnya ajaran Islam ini. Bahkan ketika dalam safar (bepergian), kita tidak perlu shalat empat raka'at untuk shalat Dhuhur, 'Ashar, dan 'Isya, karena ketentuan shalat safar hanya dua raka'at.
Kebingungan lainnya adalah berkaitan dengan Post FB saya tanggal 9 Oktober 2013 yang dianggap menyesatkan (lihat gambar berikut). Apakah mereka tidak bisa membedakan antara pernyataan menggunakan tanda kutip dan tidak? Apakah mereka tidak melihat link berita Kompas di bawahnya?. Benar-benar membingungkan. Saking membingungkannya sampai-sampai temen-temen saya ngakak (tidak sambil guling-guling) mendengar cerita ini, padahal ada di antara temen-temen itu hanya sekedar lulusan SMA.
Bisa anda bayangkan, betapa bingungnya saya mendapat kenyataan seperti ini sampai-sampai untuk membuat judul saja bingungnya gak ketulungan. Bukan lantaran saya disingkirkan, tapi tersentil sabda Nabi Saww:
إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Akhirnya saya hanya bisa berharap, semoga orang yang memfitnah saya dan yang ikut terhasut dengan fitnah-fitnah itu mau memanfaatkan Teknologi Informatika untuk menggali pengetahuan. Dan mudah-mudahan mereka bisa menemukan dalil-dalil kuat untuk menyanggah pernyataan-pernyataan saya, bukan argumen dari pendapat sendiri. Amin...
Ok, segitu aja sob. Semoga hal seperti ini tidak terjadi di dunia kerja anda. Amien...
Bantahan Fitnah:
2 komentarPosting Komentar
Sy do'akan semoga masalah kang enes ini cepat selesai dengan cara yang terbaik menurut Allah....
@dewa pena Amin... Terimaksaih sobat atas do'anya
Tambahkan Komentar
Terimakasih atas semua apresiasi yang sobat berikan.