Miris dan sedih melihat dunia Islam dewasa ini. Fitnah dan pengkafiran terhadap suatu kelompok yang berbeda seolah sudah menjadi hal lumrah dan layak untuk sebarluaskan, terlebih kepada madzhab Syiah. Lihat saja, misalnya: pengusiran kelompok Tajul Muluk di Sampang, Madura; fitnah terhadap rezim Basyar Al Assad di Syria (Suriah); fitnah yang tak henti-hentinya terhadap Iran yang dituding sebagai antek Yahudi (padahal justru Iranlah yang paling getol menyuarakan anti zionis dan selalu berkonfrontasi dengan Israel sedangkan negera-negara Arab lainnya justru “bermesraan” dengan Israel), merupakan beberapa bukti bahwa Syiah seolah-olah musuh bersama yang harus ditumpas dan dimusnahkan dari muka bumi.
Sebagai muslim, tentu saya heran dan bertanya-tanya, apakah Syiah sedemikian sesat sehingga MUI Jawa Timur pun perlu mengeluarkan fatwa tentang sesatnya Syiah? Bukankah kebanyakan muslim di Jawa Timur itu penganut NU, yang secara tradisi lebih dekat kepada Syiah, bahkan Gur Dur (alm) secara berkelakar pernah mengatakan bahwa "NU itu Syiah minus Imamah sedangkan Syiah itu NU plus Imamah", tapi MUI-nya membuat fatwa seperti itu? Lalu kenapa orang-orang sekaliber Quraish Shihab, Amien Rais, Din Syamsuddin (ketua Muhammadyah), Said Aqil Syiradj (ketua NU), dan beberapa tokoh Islam lainnya tidak mempermasalahkan keberadaan Syiah bahkan cenderung membelanya?
Orang awam seperti saya tentu akan semakin puyeng dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Beruntung saya memiliki ustadz yang selalu bisa memberikan tausyiah-tausyiah menyejukkan. Sekalipun berada di kampung, ustadz saya ini cukup terbuka dan memiliki wawasan yang luas. Maka pada kesempatan mudik kemarin saya manfaatkan untuk silaturahmi dan bertanya kepada beliau seputar ajaran Syiah. Berikut adalah dialog saya dengan ustadz tersebut:
Saya : Ustadz pasti tahu peristiwa Sampang dan fatwa MUI Jatim yang menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Apa tanggapan ustadz?
Ustadz : Hmm... (tersenyum) Kalau Syiah itu sesat berarti saya dan kamu juga sesat.
Saya : Lho, kok bisa gitu? Emang kenapa?
Ustadz : Kamu Syafi’i kan?
Saya : Ya... saya kan mengikuti ustadz. Kalau ustadz bermadzhab Syafi’i berarti saya juga bermadzhab Syafi’i. Emang apa hubungannya dengan Imam Syafi’i?
Ustadz : Begini... Iman Syafi’i itu kan muridnya Imam Malik, sedangkan Imam Malik muridnya Imam Ja’far. Nah, Imam Ja’far ini merupakan cicit Rasulullah yang dijadikan imamnya madzhab Syiah, makanya penganut Syiah sering juga disebut penganut madzhab Ja’fari. Jadi kalau ajaran Imam Ja’far itu sesat pasti ajaran yang dibawa murid-muridnya juga, termasuk Imam Syafi’i, akan sesat.
Saya : Jadi Syiah itu tidak sesat dong?
Ustadz : Simpulkan saja sendiri, kamu kan sekolah... Bahkan mungkin kamu tahu dari buku-buku sejarah bahwa Islam yang pertama kali datang ke Indonesia itu dibawa oleh orang-orang Syiah.
Saya : Ah, ustadz... di buku-buku sejarah gak ada tuh yang menyebutkan bahwa Islam yang datang ke Indonesia itu Islam Syiah, yang ada hanya menyebutkan bahwa Islam itu dibawa oleh para pedagang dari Persia dan Gujarat.
Ustadz : Kamu ini gimana, sekolah tinggi-tinggi tapi tidak bisa menganalisa dan menarik kesimpulan.
Saya : Maksud ustadz?
Ustadz : Persia itu kan Iran sedangkan Gujarat itu salah satu wilayah di India yang berdekatan dengan Pakistan. Mayoritas penduduk Iran kan beraliran Syiah, jadi sangat mungkin kalau Islam yang pertama kali masuk dan menyebar di Indonesia itu Islam Syiah.
Saya : Itu kan baru asumsi dan kesimpulan ustad, boleh jadi yang datang justru pedagang Persia yang beraliran Sunni atau malah pedagang dari Arab.
Ustadz : Benar... Tapi dugaan Islam yang datang pertama kali itu Islam Syiah sangat kuat karena didukung oleh peninggalan-peninggalan tradisi Syiah yang masih melekat dalam kehidupan kita.
Saya : Contohnya, ustadz?
Ustadz : Contohnya banyak, seperti tradisi tahlilan, shalawatan, tawasulan, peringatan hari asy-syuro, tabot di Bengkulu, grebegan di Yogya, dll. Itu semua tradisi Syiah sedangkan di Arab sendiri, yang mayoritas penduduknya beraliran Sunni, tidak mengenal adanya tahlilan, shalawatan, tawasulan, atau peringatan hari asy-syuro.
Saya : Ooo.... Tapi ustadz, kenapa orang Syiah membeda-bedakan shahabat rasul, bahkan beberapa shahabat rasul malah dibencinya? Bukankah menghina dan membenci para shahabat itu perbuatan sesat?
Ustadz : Kata siapa aliran Syiah membenci para shahabat?
Saya : Banyak ustadz... Bahkan di situs-situs internet juga banyak yang mengungkapkan hal itu.
Ustadz : Hehehe..... Kamu sudah termakan hasutan-hasutan murahan yang sumbernya tidak jelas. Seharusnya kamu ber-tabayyun, memeriksa asal muasal berita itu kemudian melakukan analisa dan penyimpulan. Coba kamu pikir, siapa yang diuntungkan dengan perpecahan umat Islam akibat berita-berita semacam itu?
Saya : Pastinya Amerika, Israel dan sekutunya.
Ustadz : Tepat sekali. Jadi sebagai muslim yang berakal seharusnya kita jangan mudah ditipu, dihasut, dan diadudomba seperti itu.
Saya : Saya pingin tahu saja bagaimana tanggapan ustadz mengenai berita-berita itu, apa benar orang-orang Syiah membenci sebagian para shahabat rasul yang mulia?
Ustadz : Begini... Kamu tahu kan kalau para hakim dan anggota dewan di negara kita selalu disebut yang mulia? Nah, bagaimana dengan hakim-hakim yang bisa disuap, memperjualbelikan hukum, dan anggota dewan yang korup apa masih layak disebut sebagai yang mulia atau yang terhormat?
Saya : Tentu tidak, ustadz... Bahkan mereka sangat layak untuk disebut yang terkutuk.
Ustadz : Persis! Dalam pandangan Syiah, tidak semua shahabat nabi itu baik bahkan ada beberapa shahabat, selepas nabi wafat, berubah menjadi fasik, munafik, bahkan ada yang kembali kafir. Jadi, menurut mereka, para shahabat yang seperti ini sudah tidak layak lagi untuk dihormati dan dimuliakan.
Saya : Siapa saja mereka itu ustadz?
Ustadz : Kamu kan sekolah di kota pastinya banyak buku sejarah Islam yang bisa kamu cari, atau bisa juga kamu cari di internet tentang para shahabat yang berubah menjadi fasik dan munafik selepas nabi wafat.
Saya : Tapi ustadz, sekalipun mereka berubah tapi kan mereka sudah banyak berjasa bagi Islam di masa-masa awal maka tidak sepantasnya mereka itu dihina.
Ustadz : Kamu tahu Soekarno, Soeharto, Gusdur, atau Habiebie? Apa semua bangsa kita mengagungkan dan menghormati beliau karena sudah berjasa bagi bangsa dan negara? Tidak kan, ada saja sebagian masyarakat kita yang menghina bahkan mengutuknya akibat kebijakan atau perbuatannya yang tidak disukai. Begitupun orang-orang Syiah dalam menilai para shahabat fasik itu, ada yang menghinanya tapi banyak juga yang tidak. Umumnya yang menghina itu dari kalangan yang kurang terdidik sehingga tidak bisa bersikap bijak. Coba saja kamu baca buku-buku Murtadha Muthahhari, Ali Syariati, Baqir Shadr, dan kaum intelektual Islam Syiah lainnya, tidak ada satupun dari mereka menghina para shahabat itu.
Saya : Tapi ustadz, dari situs-situs yang saya baca, mereka merujuk kepada buku-buku Syiah yang memuat penghinaan terhadap para shahabat. Yang menulis buku-buku itu pastinya dari kalangan terdidik. Bagaimana tanggapan ustadz?
Ustadz : Kamu ini... keledai kok dipiara, hehehe.... Apa kamu kira Eggy Sudjana, Fajlur Rahman, Alm. Munir, dan beberapa tokoh lain itu orang bodoh? Mereka itu terdidik bahkan banyak yang bergelar Doktor (S3) tapi tetap saja mereka mendiskreditkan Soeharto dan kroninya meskipun pernah berjasa bagi kemajuan Indonesia. Dan apa kamu kira tidak ada buku-buku yang menjelekkan Soekarno, Soeharto, Gusdur, atau Habiebie? Kalau kamu cari pastinya banyak buku-buku seperti itu, dan penulisnya tentu bukan orang bodoh dan tidak terdidik. Masalah menjelekkan ini tidak ada kaitannya dengan ajaran atau faham seseorang, juga tidak ada hubungannya dengan terdidik atau tidak terdidik. Semua itu murni masalah persepsi dan interpretasi orang perorang. Jadi jangan digeneralisir dan dianggap bahwa semua orang Syiah sama, apalagi dikait-kaitkan dengan ajaran Syiah. Ajaran Syiah dengan orang Syiah itu beda, begitupun dengan Sunni dan orang Sunni. Apakah jika ada sebagian orang Sunni yang korupsi lantas ajaran Sunni menjadi salah dan sesat? Kan tidak.
Saya : Benar juga, ustadz...
Ustadz : Makanya berfikir dan tabayyun agar tidak mudah dipecah-belah dan diadu-domba oleh orang-orang yang membenci Islam (sambil mengutip surat Al-Hujurât : 6).
Bersambung...
Sebagai muslim, tentu saya heran dan bertanya-tanya, apakah Syiah sedemikian sesat sehingga MUI Jawa Timur pun perlu mengeluarkan fatwa tentang sesatnya Syiah? Bukankah kebanyakan muslim di Jawa Timur itu penganut NU, yang secara tradisi lebih dekat kepada Syiah, bahkan Gur Dur (alm) secara berkelakar pernah mengatakan bahwa "NU itu Syiah minus Imamah sedangkan Syiah itu NU plus Imamah", tapi MUI-nya membuat fatwa seperti itu? Lalu kenapa orang-orang sekaliber Quraish Shihab, Amien Rais, Din Syamsuddin (ketua Muhammadyah), Said Aqil Syiradj (ketua NU), dan beberapa tokoh Islam lainnya tidak mempermasalahkan keberadaan Syiah bahkan cenderung membelanya?
Orang awam seperti saya tentu akan semakin puyeng dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Beruntung saya memiliki ustadz yang selalu bisa memberikan tausyiah-tausyiah menyejukkan. Sekalipun berada di kampung, ustadz saya ini cukup terbuka dan memiliki wawasan yang luas. Maka pada kesempatan mudik kemarin saya manfaatkan untuk silaturahmi dan bertanya kepada beliau seputar ajaran Syiah. Berikut adalah dialog saya dengan ustadz tersebut:
Saya : Ustadz pasti tahu peristiwa Sampang dan fatwa MUI Jatim yang menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Apa tanggapan ustadz?
Ustadz : Hmm... (tersenyum) Kalau Syiah itu sesat berarti saya dan kamu juga sesat.
Saya : Lho, kok bisa gitu? Emang kenapa?
Ustadz : Kamu Syafi’i kan?
Saya : Ya... saya kan mengikuti ustadz. Kalau ustadz bermadzhab Syafi’i berarti saya juga bermadzhab Syafi’i. Emang apa hubungannya dengan Imam Syafi’i?
Ustadz : Begini... Iman Syafi’i itu kan muridnya Imam Malik, sedangkan Imam Malik muridnya Imam Ja’far. Nah, Imam Ja’far ini merupakan cicit Rasulullah yang dijadikan imamnya madzhab Syiah, makanya penganut Syiah sering juga disebut penganut madzhab Ja’fari. Jadi kalau ajaran Imam Ja’far itu sesat pasti ajaran yang dibawa murid-muridnya juga, termasuk Imam Syafi’i, akan sesat.
Saya : Jadi Syiah itu tidak sesat dong?
Ustadz : Simpulkan saja sendiri, kamu kan sekolah... Bahkan mungkin kamu tahu dari buku-buku sejarah bahwa Islam yang pertama kali datang ke Indonesia itu dibawa oleh orang-orang Syiah.
Saya : Ah, ustadz... di buku-buku sejarah gak ada tuh yang menyebutkan bahwa Islam yang datang ke Indonesia itu Islam Syiah, yang ada hanya menyebutkan bahwa Islam itu dibawa oleh para pedagang dari Persia dan Gujarat.
Ustadz : Kamu ini gimana, sekolah tinggi-tinggi tapi tidak bisa menganalisa dan menarik kesimpulan.
Saya : Maksud ustadz?
Ustadz : Persia itu kan Iran sedangkan Gujarat itu salah satu wilayah di India yang berdekatan dengan Pakistan. Mayoritas penduduk Iran kan beraliran Syiah, jadi sangat mungkin kalau Islam yang pertama kali masuk dan menyebar di Indonesia itu Islam Syiah.
Saya : Itu kan baru asumsi dan kesimpulan ustad, boleh jadi yang datang justru pedagang Persia yang beraliran Sunni atau malah pedagang dari Arab.
Ustadz : Benar... Tapi dugaan Islam yang datang pertama kali itu Islam Syiah sangat kuat karena didukung oleh peninggalan-peninggalan tradisi Syiah yang masih melekat dalam kehidupan kita.
Saya : Contohnya, ustadz?
Ustadz : Contohnya banyak, seperti tradisi tahlilan, shalawatan, tawasulan, peringatan hari asy-syuro, tabot di Bengkulu, grebegan di Yogya, dll. Itu semua tradisi Syiah sedangkan di Arab sendiri, yang mayoritas penduduknya beraliran Sunni, tidak mengenal adanya tahlilan, shalawatan, tawasulan, atau peringatan hari asy-syuro.
Saya : Ooo.... Tapi ustadz, kenapa orang Syiah membeda-bedakan shahabat rasul, bahkan beberapa shahabat rasul malah dibencinya? Bukankah menghina dan membenci para shahabat itu perbuatan sesat?
Ustadz : Kata siapa aliran Syiah membenci para shahabat?
Saya : Banyak ustadz... Bahkan di situs-situs internet juga banyak yang mengungkapkan hal itu.
Ustadz : Hehehe..... Kamu sudah termakan hasutan-hasutan murahan yang sumbernya tidak jelas. Seharusnya kamu ber-tabayyun, memeriksa asal muasal berita itu kemudian melakukan analisa dan penyimpulan. Coba kamu pikir, siapa yang diuntungkan dengan perpecahan umat Islam akibat berita-berita semacam itu?
Saya : Pastinya Amerika, Israel dan sekutunya.
Ustadz : Tepat sekali. Jadi sebagai muslim yang berakal seharusnya kita jangan mudah ditipu, dihasut, dan diadudomba seperti itu.
Saya : Saya pingin tahu saja bagaimana tanggapan ustadz mengenai berita-berita itu, apa benar orang-orang Syiah membenci sebagian para shahabat rasul yang mulia?
Ustadz : Begini... Kamu tahu kan kalau para hakim dan anggota dewan di negara kita selalu disebut yang mulia? Nah, bagaimana dengan hakim-hakim yang bisa disuap, memperjualbelikan hukum, dan anggota dewan yang korup apa masih layak disebut sebagai yang mulia atau yang terhormat?
Saya : Tentu tidak, ustadz... Bahkan mereka sangat layak untuk disebut yang terkutuk.
Ustadz : Persis! Dalam pandangan Syiah, tidak semua shahabat nabi itu baik bahkan ada beberapa shahabat, selepas nabi wafat, berubah menjadi fasik, munafik, bahkan ada yang kembali kafir. Jadi, menurut mereka, para shahabat yang seperti ini sudah tidak layak lagi untuk dihormati dan dimuliakan.
Saya : Siapa saja mereka itu ustadz?
Ustadz : Kamu kan sekolah di kota pastinya banyak buku sejarah Islam yang bisa kamu cari, atau bisa juga kamu cari di internet tentang para shahabat yang berubah menjadi fasik dan munafik selepas nabi wafat.
Saya : Tapi ustadz, sekalipun mereka berubah tapi kan mereka sudah banyak berjasa bagi Islam di masa-masa awal maka tidak sepantasnya mereka itu dihina.
Ustadz : Kamu tahu Soekarno, Soeharto, Gusdur, atau Habiebie? Apa semua bangsa kita mengagungkan dan menghormati beliau karena sudah berjasa bagi bangsa dan negara? Tidak kan, ada saja sebagian masyarakat kita yang menghina bahkan mengutuknya akibat kebijakan atau perbuatannya yang tidak disukai. Begitupun orang-orang Syiah dalam menilai para shahabat fasik itu, ada yang menghinanya tapi banyak juga yang tidak. Umumnya yang menghina itu dari kalangan yang kurang terdidik sehingga tidak bisa bersikap bijak. Coba saja kamu baca buku-buku Murtadha Muthahhari, Ali Syariati, Baqir Shadr, dan kaum intelektual Islam Syiah lainnya, tidak ada satupun dari mereka menghina para shahabat itu.
Saya : Tapi ustadz, dari situs-situs yang saya baca, mereka merujuk kepada buku-buku Syiah yang memuat penghinaan terhadap para shahabat. Yang menulis buku-buku itu pastinya dari kalangan terdidik. Bagaimana tanggapan ustadz?
Ustadz : Kamu ini... keledai kok dipiara, hehehe.... Apa kamu kira Eggy Sudjana, Fajlur Rahman, Alm. Munir, dan beberapa tokoh lain itu orang bodoh? Mereka itu terdidik bahkan banyak yang bergelar Doktor (S3) tapi tetap saja mereka mendiskreditkan Soeharto dan kroninya meskipun pernah berjasa bagi kemajuan Indonesia. Dan apa kamu kira tidak ada buku-buku yang menjelekkan Soekarno, Soeharto, Gusdur, atau Habiebie? Kalau kamu cari pastinya banyak buku-buku seperti itu, dan penulisnya tentu bukan orang bodoh dan tidak terdidik. Masalah menjelekkan ini tidak ada kaitannya dengan ajaran atau faham seseorang, juga tidak ada hubungannya dengan terdidik atau tidak terdidik. Semua itu murni masalah persepsi dan interpretasi orang perorang. Jadi jangan digeneralisir dan dianggap bahwa semua orang Syiah sama, apalagi dikait-kaitkan dengan ajaran Syiah. Ajaran Syiah dengan orang Syiah itu beda, begitupun dengan Sunni dan orang Sunni. Apakah jika ada sebagian orang Sunni yang korupsi lantas ajaran Sunni menjadi salah dan sesat? Kan tidak.
Saya : Benar juga, ustadz...
Ustadz : Makanya berfikir dan tabayyun agar tidak mudah dipecah-belah dan diadu-domba oleh orang-orang yang membenci Islam (sambil mengutip surat Al-Hujurât : 6).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS, 49:6)
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya tanyakan kepada beliau namun sayang waktu sudah menjelang maghrib sehingga memaksa percakapan kami diakhiri. Tapi kami sudah sepakat untuk meneruskannya esok hari karena masih banyak persoalan seputar Syiah yang ingin saya tanyakan kepada beliau, seperti tentang penyebab kebencian orang Syiah kepada khalifah Abu Bakar, 'Umar dan Utsman; tentang taqiyah, 'Abdullah bin Saba, serta isue-isue lainnya.
Bersambung...
Bahasan Dialog Seputar Syiah:
- Syiah = NU + Imamah, Tradisi Syiah di Indonesia
- Taqiyah, Abdullah bin Saba, Saqifah, Khilafah, 'Umar, Abu Bakar
- Utsman, Mu'awiyah, 'Aisyah, Thulaqa, Fitnatulkubro, Ahlul Bait
- Nikah Mut'ah, Abu Hurairah, Hadits-hadits Janggal, Shalat Jama'
- 12 Imam, Talfiq, Al-Qur'an Syiah, Kitab Al-Kafi, Strategi Zionis
34 komentarPosting Komentar
Dialog yang 'hidup', kritis, dan lugas. Menjadi pencerahan bagi manusia yang 'berjalan menuju cahaya' yang cemerlang. Tetap konsisten untuk menjaga persatuan, saling tolong menolong dalam kebaikan, toleransi, tidak menghina dan menghujat madzab, paham, atau aliran lain. Terima kasih sharingnya. Salam!
Masalah yang lagi hangat, gak berani komentar! Sedang mencari info syiah sebanyak-banyaknya supaya tidak salah ucap apalagi menilai! Artikel ini sangat istimewa, semoga kita semua tidak mudah terhasut!
@Herdoni Wahyono Terima kasih sobat..
@Aura Ide Memang demikian. Kita harus mencari informasi dari berbagai sumber, khususnya sumber dari orang syiah sendiri, agar bisa mengetahuinya lebih jelas.
kalau orang yang tidak ngerti siroh (sejarah} bahasa arab, maka dia akan sangat menerima SYUBHAT ini.....
sangat mudah dibantah SYUBHAT diatas bagi yang mengerti..
dan memang seperti itulah cara KAFIR syiah membuat syubhat..
sangat pandai mengemas kebatilan...
@rahmat fansurie Baca dulu bung semuanya (Bagian I sd V), baru ambil kesimpulan.
Islam is not enemy. Musuh kita cuma satu, Zionis!!!
Kami org awam tidak tahu apa ustad bertaqiah atau memang kena taqiah .
@fair @mir Fahami dulu arti taqiyah...
Ngapain lagi taqiyah, emang ada yang mau membunuh gitu?
Kenapa ga dibantah kalo mudah om?biar kami berwawasan, menurut saya lihat yg salah ajarannya atau manusianya?
@kreasiotak Baca dulu sampai bagian V, nanti ada bantahan-bantahannya
Terima kasih
org yg mudah mengkafirkan ibarat katak dalam tempurung... entah dia kurang baca sejarah atau memang g mau baca sejarah islam... hanya tau kata gurunya aja... atau baca riwayat dari "kalangan sendiri"nya aja hehehehe pendapat secara subjektif itu bro...
Artinya taqiyah itu apa sih, ?????
Di Iran Sunni ditindas, banyak ulama2 sunni yang dibunuh.
Di Suriah pembantain besar2an terjadi.
@Andrew Maxwel Mengenai Taqiyah, bung bisa baca di bagian II-nya
@Andrew Maxwel Pernah tinggal di Iran, bung? Coba tanya ke orang Indonesia yang tinggal atau pernah tinggal di Iran, atau baca buku Jurney to Iran karangan Dina Y. Sulaeman yang pernah tinggal selama 8 th di Iran. Orang suni disana baik-baik saja tidak ditindas. Berita itu hanya dibesar-besarkan pembenci syiah saja.
Mengenai di syuriah, yang membunuh Syeh Buti (ulama suni) itu pemberontak (suni). Tentara syuriah itu kebanyakan suni. Jadi tidak benar suni ditindas di sana. Semua informasi dan gambar-gambar pembantaian di suriah semuanya hoax. Bung bisa cari di google ttg masalah ini
4 IMAM MADZHAB
sikap Abu Hanifah terhadap sekte ini:
ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ ﺃﻥ ﻣﺬﻫﺐ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻭﺃﺣﺪ ﺍﻟﻮﺟﻬﻴﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ
ﻭﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﺤﺎﻭﻱ ﻓﻲ ﻋﻘﻴﺪﺗﻪ ﻛﻔﺮ ﺳﺎﺏ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ، ﻓﺘﺎﻭﻯ
ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ 2/590 ) . ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺃﻥ ﺳﺐ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ
ﻛﻔﺮ ﻭﻛﺬﺍ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﺇﻣﺎﻣﺘﻬﻤﺎ ." ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﻳﻮﺳﻒ ﺻﺎﺣﺐ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻳﻘﻮﻝ :
" ﻻ ﺃﺻﻠﻲ ﺧﻠﻒ ﺟﻬﻨﻤﻲ ﻭﻻ ﺭﺍﻓﻀﻲ ﻭﻻ ﻗﺪﺭﻱ . ﺍﻧﻈﺮ ﺷﺮﺡ ﺃﺻﻮﻝ
ﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻟﻺﻣﺎﻡ ﺍﻟﻼﻟﻜﺎﺋﻲ 4 / 733
Imam As-Subki menyebutkan bahwa madzhab
Abu Hanifah dan salah satu pendapat syafi’I
dan yang lahir dari Ath-Thahawi dalam
akidahnya adalah kekufuran orang yang
mencela Abu Bakar. (Fatawa As-Subki 2/590)
Dan Imam As-Subki juga menyebutkan bahwa
mencela asy-syaikhani (Abu Bakar dan
Umar)adalah kekufuran, demikian pula jika
mengingkari kepemimpinan mereka berdua. “
Dan Abu Yusuf, sahabat Abu Hanifah berkata,
“Aku tidak shalat di belakang penganut
jahmiyyah dan tidak pula syiah rafidhah dan
juga qadariyyah (pengingkar takdir). “ lihat
Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah
karya Imam Al-Lalika’i.
Pernyataan Imam Abu Hanifah rahimahullah
ﺃَﺻْﻞُ ﻋَﻘِﻴﺪَﺓِ ﺍﻟﺸِّﻴﻌَﺔِ : ﺗَﻀْﻠِﻴﻞُ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ، ﺭِﺿْﻮَﺍﻥُ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢِ
Landasan akidah Syi’ah adalah menyesatkan para
sahabat ridhwanullah ‘alaihim.
Pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari
Abu Hanifah rahimahullah .
Pernyataan Imam Malik bin Anas rahimahullah
Kemudian al-Imam Malik berkata: “Barang siapa
yang ada pada hatinya kedengkian (benci
ataupun marah-pen) terhadap para sahabat
Muhammad ‘ alaihissalam maka ayat ini (surat al-
fath ayat 29-pen) telah mengenainya.” (as-
Sunnah karya al-Khallal no. 765 versi al-
Maktabah asy-Syamilah)
Pernyataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah
ﻟَﻢْ ﺃَﺭَ ﺃَﺣَﺪﺍً ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺄَﻫْﻮَﺍﺀِ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺑِﺎﻟﺰُّﻭﺭِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻀَﺔِ
Aku belum pernah melihat suatu kaum yang
paling berani bersaksi dengan kedustaan melebihi
Rafidhah.
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul
Auliya’.
Pernyataan Imam Ahmad rahimahullah
Siapakah Rafidhah itu?
Al-Imam Ahmad menjawab:
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﺘُﻢُ ﻭَﻳَﺴُﺐُّ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺣِﻤَﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻠﻪ
Orang yang mencela Abu Bakar dan Umar
rahimahumallah. (as-Sunnah karya al-khallal:
787)
ﻣَﻦْ ﺷَﺘَﻢَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺮَّﻭَﺍﻓِﺾِ ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﻣَﻦْ ﺷَﺘَﻢَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏَ
ﺍﻟﻨَّﺒِﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟَﺎ ﻧَﺄْﻣَﻦُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻗَﺪْ ﻣَﺮَﻕَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
Barang siapa yang mencela (sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka aku aku
mengkhawatirkan kekafiran padanya seperti
kalangan Rafidhah. Kemudian berkata lagi:
Barang siapa yang mencela sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kita
khawatirkan ia telah keluar dari agama. (as-
Sunnah karya al-Khallal: 790)
Pernah disampaikan kepada al-Imam Ahmad
tentang orang yang mencela Utsman bin ‘Affan
radhiyallahu ‘anhu , maka beliau menjawab:
ﻫﺬﻩ ﺯَﻧْﺪَﻗَﺔ
Ini adalah zindiq. (as-Sunnah karya al-Khallal:
791)
Kemudian al-Khallal mendengar langsung dari
Abdullah bin Ahmad bin Hambal:
“Aku bertanya kepada ayahku tentang orang yang
mencela salah seorang sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau (al-Imam
Ahmad) menjawab:
ﻣَﺎ ﺃَﺭَﺍﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ
Aku memandangnya tidak di atas Islam. (as-
Sunnah karya al-Khallal: 792)
Al-Imam Ahmad mengatakan:
ﻣَﻦْ ﺗﻨﻘﺺ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻨْﻄَﻮِﻱ
ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻠِﻴَّﺔ ، ﻭَﻟَﻪُ ﺧَﺒِﻴﺌَﺔُ ﺳُﻮﺀٍ ، ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺼَﺪَ ﺇِﻟَﻰ ﺧَﻴْﺮِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ
ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Barang siapa yang merendahkan salah seorang
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
maka tidaklah ia akan terguling kecuali di atas
musibah (kesulitan dan kesempitan). Dan ada
padanya sesuatu keburukan yang tersembunyi,
yaitu ketika yang ia tuju (dengan celaanya itu-
pen) adalah orang-orang terbaik, yaitu mereka
adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. (as-Sunnah karya al-Khallal: 763)
KH. HASYIM ASY`ARI
dalam kitabnya
“Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah
Nahdlatul Ulama’” memberi peringatan kepada
warga nahdliyyin agar tidak mengikuti paham
Syi’ah. Menurutnya, madzhab Syi’ah
Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah bukan
madzhab sah. Madzhab yang sah untuk diikuti
adalah Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
Beliau mengatakan: “Di zaman akhir ini tidak
ada madzhab yang memenuhi persyaratan
kecuali empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi’i
dan Hambali. Adapun madzhab yang lain
seperti madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah
Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga
pendapat-pendapatnya tidak boleh
diikuti” (Muqaddimah Qanun Asasi li
Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, hlm: 9).
@Eka Saya sepakat bahwa syiah rafidhah (ekstrimis), yang suka mencela para sahabat Nabi, itu sesat. Tapi apakah semua syiah itu rafidhah? Tidak adil jika kita menggeneralisir bahwa semua syiah seperti itu.
Memang ada syiah yg suka mencela para sahabat. Bahkan konon di Mesir pernah muncul sekte syiah Fatimiyah yang suka mencela para sahabat Nabi. Tapi untuk sekte Imamiyah (Itsna 'Asy'ariyah) dan Zaidiyah tidak demikian, apalagi ada Fatwa dari Rahbar (Wali Faqih) mereka bahwa mencela para sahabat Nabi yg disucikan kaun sunni hukumnya haram.
Menurut Imam Muhammad Abu Zuhrah, Ibnu Taimiyah pun memerangi sekte syiah Fatimiah ini, tapi tidak terhadap syiah Imamiah dan Zaidiah.
@Eka Itu pendapat KH. Hasyim, tp berbeda dgn pendapat cucunya sendiri, Gusdur yg tdk mempermasalahkan syiah.
Simpel saja. Lebih dari 500 ulama di dunia menandatangani Deklarasi Amman yg menyatakan pengakuannya terhadap madzhab Imamiyah dan Zaidiyah. Tokoh dari Indonesia yg turut menandatangani adalah Din Syamsuddin (wakil Muhammadiyah) dan Said Aqil Siradj (wakil NU).
Syiah dari dulu dah sesat,srigala berbulu monyet.
eNes otak udang ngomongnya sembarang!
@Gundul Pacul Anda memang cerdas sehingga tidak memiliki argumen untuk membantah tulisan itu. Sungguh jenius. Salut
mari belajar dan membaca sejarah islam lagi !!!
saudaraku syiah yang paling banyak didunia ini adalah syiah rafidhah dan mereka biang kesesatan dan kericuhan dimana-mana di suriah di yaman mereka mendukung syiah houthi atau anda sendiri bertalqiah belajar lagi kang apalagi menisbatkan iman jafar sebagai syiah sekali-kali tidak mereka adalah penganut ahlussunnah waljamaah
@eNeS itu karena gusdur memang sudah jauh dari pemahaman awal pendiri NU yang masih lurus
Kasian yg ngotot tanpa mau berpikir. Dik
Mereka taunya syiah sesat. Itu doank. Itu aja terus. Ga mau tabayyun.
Ni orang ga pernah baca n meneliti sejarah ...rahmat fansurie wahabi susah diajak berbicara sejarah..gampang mengkafirkan orang ..kafirnya dimana..sekarang saya tanya ..kamu ngerti ahlul bayt ngga ... kamu tau ahlul bayt itu ada di alquran ...ilmu tafsir wahabi emang pendek kaya pentol korek api..
Berarti gurunya mahzab sunni ahli bidah yah ekaa...guru mereka itu imam ja'far keturunan ahlul bayt..anda percaya dengan ahlul bayt..dan siapa ahlul bayt apapun itu pasti ada keluarga ali didalamnya ..ummu salamah menjadi saksi kunci ..bacaaaaa ..baca sejarah ..anda memeluk islam mengambil fiqih siapa ...
Coba kalian liat video syiah ini mengucapkan syahadat dalam syahadatnya mereka bersaksi bahwa para sahabat nabi dineraka https://m.youtube.com/watch?v=7BCVPDvkzTc apa ini belum cukup bukti bahwa syiah itu sesat ? Mereka telah membuat fitnah yang keji, . Tonton video berikut https://m.youtube.com/watch?v=7BCVPDvkzTc
Ga usah debatlah, pusing ga ada ujung pangkalnya, debat kalian tidak membuat kedamaian baik buat kalian sendiri maupun orang lain, lebih baik kalian berguru pada pohon
Ga usah debatlah, pusing ga ada ujung pangkalnya, debat kalian tidak membuat kedamaian baik buat kalian sendiri maupun orang lain, lebih baik kalian berguru pada pohon
Mengutip surat Al-Hujurât : 6).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS, 49:6)
Di Zaman Fitnah ini lebih baik ber tabayyun aja...
Semoga Alloh memberikan jalan yg lurus
Tambahkan Komentar
Terimakasih atas semua apresiasi yang sobat berikan.