earth

Guestbook

/* Iklan google ads */
Dalam beberapa hari terakhir, media massa kita santer memberitakan kasus penyergapan sarang terroris yang dilakukan oleh Detasemen Khusus 88. Ini adalah kali yang kesekian Densus 88 berhasil membekuk para terroris yang sudah banyak meresahkan masyarakat di Republik ini. Lantas pertanyaannya, bisakah terorris itu ditumpas ke akar-akarnya?

Rasa-rasanya sangat sulit untuk menumpas terroris ini karena terroris, pada dasarnya, tidak terbentuk begitu saja. Ia muncul sebagai akibat dari adanya terror-terror yang melingkupi dirinya, yang kemudian memaksanya untuk menjadi terroris sebagai bentuk balas dendam atas terror terhadap diri maupun kelompoknya.

Jika kita perhatikan, sebenarnya banyak terror yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kasus pembebasan Gayus dan mengambangnya sekandal Bank Century, misalnya, bisa menjadi terror bagi masyarakat kecil yang bermasalah dengan hukum. Masyarakat akan menilai bahwa hukum hanya memihak kepada kalangan atas saja, sementara bagi mereka, kesalahan kecilpun bisa dijerat dengan pasal-pasal berlapis yang kemudian dapat menjebloskannya kedalam penjara selama belasan tahun.

Dalam dunia politik, kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang memihak kepada kepentingan masyarakat dan tidak mengedepankan kesejahteraan rakyat, juga akan menjadi terror yang cukup membuat gelisah hati rakyat kecil. Kepentingan mereka yang terabaikan, kesejahteraan mereka yang terlantarkan, harapan mereka yang tergadaikan, dapat membuat mereka selalu dicekam rasa ketakukan dalam menghadapi hidup dan menyongsong masa depan yang demikian runyam.

Kemiskinan, minimnya lapangan kerja, dan penganguran merupakan terror lain yang tidak kalah menakutkan daripada ancaman bom. Bagi masyarakat kecil, kesulitan dalam mencari penghidupan merupakan ancaman yang jauh lebih mengerikan karena akan berimplikasi pada ketiadaan harapan hidup bagi diri dan keluarganya. Dengan kondisi seperti ini, akan mudah bagi mereka untuk terhasut dan terjerumus menjadi terroris. Apalagi dengan adanya standar ganda kebijakan politik negara-negara barat, khususnya Amerika, jika dihadapkan dengan masalah Islam, semakin memperkuat alasan mereka untuk menjadi terroris sungguhan.

Begitu banyaknya terror yang melingkupi kehidupan kita menyebabkan rentannya masyarakat untuk berbuat anarkis sebagai bentuk pembalasan atas terror-terror yang selama ini menghantui dan menimpa dirinya. Dan boleh jadi, sebenarnya kita sendiripun merupakan terroris bagi kehidupan orang lain. Sebagai orangtua, kita menterror anak dengan pemaksaan-pemaksaan agar si anak sesuai dengan keinginan kita, padahal anak hanyalah titipan Tuhan yang memiliki dunia dan pribadinya sendiri. Sebagai guru, kita menterror anak didik kita dengan PR-PR yang seabreg dan keharusan mendapatkan nilai yang bagus, padahal setiap siswa memiliki kemampuan berbeda dalam bidang (pelajaran) yang berbeda pula. Sebagai atasan di kantor, kita menterror bawahan dengan tugas-tugas pekerjaan yang tidak masuk akal dan kaku. Sebagai tetangga, kita menterror tetangga lain yang tidak se-strata atau sefaham dengan kita. Dan mungkin masih banyak terror-terror lain yang telah kita buat dalam hidup ini. Maka boleh jadi, terroris-terroris yang ada sekarang adalah akibat dari terror-terror kita selama ini. Karena itu, seribu terroris boleh jadi mati tapi terrorisme akan selalu hidup dan hadir di tengah-tengah kehidupan kita.

Wallahu a'lam.....
  • Artikel Terkait Dengan Sosial Budaya

    Terimakasih sudah membaca artikel SC Community's Blog

    15 komentar

    salam kangen kang wah rupanya banyak sekali teroris ya

    16 Mei 2010 pukul 07.44  

    salam sobat
    ya boleh jadi kalau dipikir, memang kita sendiripun merupakan teroris bagi kehidupan orang lain.
    Tetapi jadi teroris yg positif untuk menambah semangat dan suport bukan untuk teroris yg negatif ya,, bang Enes.

    16 Mei 2010 pukul 10.51  

    betul kang, pada dasarnya yang di sebut sebagai teroris itu tak lebih dari orang orang yang sakit hati atas perlakuan yang dia terima dari "orang lain" terhadap diri atau kelompoknya....

    16 Mei 2010 pukul 10.51  

    salam kenal.. tukeran link yaw...
    link anda sudah saya pasang..

    16 Mei 2010 pukul 12.00  

    Wah info menarik !!!!

    saya setuju juga dgn anggapan kita juga teroris, setidaknya teroris yang postif !!!!
    y saya setuju itu !!! hehehe !!!

    16 Mei 2010 pukul 14.06  

    Oke nih analisanya. Memang sudah terlalu banyak tekanan hidup dalam berbagai bentuk yang harus dihadapi oleh sebagian besar dari kita. Tinggal bagaimana kita merespon setiap 'teror' ini, ada yang 'kalah' dan malah menjadi 'teroris' juga , ada juga yang bisa menjadi 'pemenang'...

    16 Mei 2010 pukul 15.18  

    wah hebat kang enes bisa nyimpulin gini euy salut pisan ^0^

    bwt kmrn yg mati di tempat bundaQ tinggal kang di cikampek ,meni kaget c saia dgrnya...alhmdllh mati @_@

    16 Mei 2010 pukul 20.32  

    Kang, baru kusadari... bahwa aku mungkin juga adalah "teroris" bagi orang lain ya... (walau aku tak pernah bermaksud begitu).
    Heemmm..., semoga saja tak banyak orang yang merasa 'terancam' oleh kehadiranku. Amin.

    16 Mei 2010 pukul 22.24  

    mantabs analisanya bang :) Se7 saya..

    17 Mei 2010 pukul 04.37  

    artikel yang mantab mas... thanks ya untuk info dan pencerahannya...

    17 Mei 2010 pukul 22.51  

    hadir akang, maaf sejak ahad baru online lagi (sebentar) hari ini he he..
    setujuuu dan semoga yang ditangkap adalah 'benar-benar' teroris dan teroris 'yang sebenarnya' merusak nasib jutaan rakyat jelata :D

    19 Mei 2010 pukul 17.08  

    tanpa kita sadari ternyata banyak juga yah teroris2 macam itu,,

    19 Mei 2010 pukul 20.12  

    hhm...
    benar juga ya kalo dipiki pikir
    jangan jangan kita juga termasuk terror.

    harus intropeksi nih
    apakah orang orang di sekitar kita merasa nyaman dengan kehadiran kita, atau malah merasa dapat teror.
    hiks...

    21 Mei 2010 pukul 16.24  

    Tambahkan Komentar

    • Dimohon untuk tidak mencantumkan link aktif pada komentar sobat.
    • Gunakan Ruang Tanya pada TabView Menu, jika ingin menanyakan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan artikel di atas.
    Kang eNeS

    Terimakasih atas semua apresiasi yang sobat berikan.

    10 Artikel Terbaru

    10 Artikel Terpopuler