Akhir-akhir ini bangsa kita dihebohkan oleh sebuah berita tentang dugaan plagiarisme yang dilakukan oleh salah seorang Profesor di Universitas Parahyangan Bandung. Berita ini memang kalah heboh dibanding dengan kasus Century Gate dan Antasari. Namun di kalangan intelektual dan akademisi, berita ini menjadi perbincangan hangat dan menjadi bahan diskusi menarik.
Lantas, apa yang dimaksud dengan plagiarisme? Menurut esiklopedia elektronik Wikipedia, "plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri."
Lebih lanjut dalam esiklopedi tersebut disebutkan, yang tergolong kedalam bentuk plagiarisme meliputi:
Melihat dari karakteristik plagiarisme yang disebutkan di atas, sebenarnya kegiatan tersebut sudah menjadi hal biasa di kalangan kita, baik di kalangan blogger, pelajar, mahasiswa, sarjana, dll. Bahkan praktek plagiarisme ini juga (diduga) telah dilakukan oleh 1.700 orang guru di Riau untuk prasyarat sertifikasi guru (Jika hal ini benar, sungguh merupakan angka yang fantastis untuk sebuah kejahatan moral).
Kebiasaan ini bisa kita lihat, misalnya, pada berbagai tulisan yang dimuat beberapa situs dunia maya. Plagiarisme sudah merajalela sedemikian rupa sehingga agak sukar bagi kita untuk mencari sumber asalnya (kecuali bagi mereka yang memberikan anotasi sumber aslinya). Saya sendiri sempat terkecoh ketika menyebutkan sumber tulisan "17 Tips Agar Halaman Blog Tampil Profesional", yang semula saya kira berasal dari Top Aksesoris (karena dia tidak menyebutkan sumber aslinya), tapi setelah diselidiki lebih jauh ternyata sumber aslinya berasal dari sang master, O-om.com.
Masalah plagiarisme di negeri kita sudah dikenal luas di negara maju, sampai-sampai salah satu topik utama dalam pelatihan calon mahasiswa Indonesia untuk diberangkatkan ke Australia adalah pengertian plagiarisme (Just For Sharing Ideas). "Prestasi" ini tentu saja sangat memalukan bangsa kita, belum lagi ditambah berbagai perilaku buruk lainnya, seperti kasus pelanggaran HAM dan korupsi.
Jika plagiarisme ini dibiasakan dan dianggap sebagai perbuatan yang wajar, apalagi dihalalkan dengan berbagai alasan, maka akan menjadi sebuah budaya buruk yang tidak mendidik, baik mendidik diri sendiri maupun orang lain. Kedalam diri sendiri, kebiasaan plagiarisme ini akan menumpulkan daya pikir dan daya kreasi kita sendiri. Sementara bagi orang lain, akan menimbulkan anggapan bahwa hal tersebut merupakan suatu kewajaran, yang pada akhirnya akan berakibat adanya peniruan berulang terhadap kebiasaan plagiarisme oleh generasi-generasi mendatang.
Jadi, sebelum benar-benar menjadi sebuah budaya bangsa, mari kita lawan plagiarisme ini dengan memulainya dari diri kita sendiri.
Lantas, apa yang dimaksud dengan plagiarisme? Menurut esiklopedia elektronik Wikipedia, "plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri."
Lebih lanjut dalam esiklopedi tersebut disebutkan, yang tergolong kedalam bentuk plagiarisme meliputi:
- menggunakan tulisan orang lain secara mentah tanpa memberikan tanda yang jelas bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain.
- mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya aslinya.
Melihat dari karakteristik plagiarisme yang disebutkan di atas, sebenarnya kegiatan tersebut sudah menjadi hal biasa di kalangan kita, baik di kalangan blogger, pelajar, mahasiswa, sarjana, dll. Bahkan praktek plagiarisme ini juga (diduga) telah dilakukan oleh 1.700 orang guru di Riau untuk prasyarat sertifikasi guru (Jika hal ini benar, sungguh merupakan angka yang fantastis untuk sebuah kejahatan moral).
Kebiasaan ini bisa kita lihat, misalnya, pada berbagai tulisan yang dimuat beberapa situs dunia maya. Plagiarisme sudah merajalela sedemikian rupa sehingga agak sukar bagi kita untuk mencari sumber asalnya (kecuali bagi mereka yang memberikan anotasi sumber aslinya). Saya sendiri sempat terkecoh ketika menyebutkan sumber tulisan "17 Tips Agar Halaman Blog Tampil Profesional", yang semula saya kira berasal dari Top Aksesoris (karena dia tidak menyebutkan sumber aslinya), tapi setelah diselidiki lebih jauh ternyata sumber aslinya berasal dari sang master, O-om.com.
Masalah plagiarisme di negeri kita sudah dikenal luas di negara maju, sampai-sampai salah satu topik utama dalam pelatihan calon mahasiswa Indonesia untuk diberangkatkan ke Australia adalah pengertian plagiarisme (Just For Sharing Ideas). "Prestasi" ini tentu saja sangat memalukan bangsa kita, belum lagi ditambah berbagai perilaku buruk lainnya, seperti kasus pelanggaran HAM dan korupsi.
Jika plagiarisme ini dibiasakan dan dianggap sebagai perbuatan yang wajar, apalagi dihalalkan dengan berbagai alasan, maka akan menjadi sebuah budaya buruk yang tidak mendidik, baik mendidik diri sendiri maupun orang lain. Kedalam diri sendiri, kebiasaan plagiarisme ini akan menumpulkan daya pikir dan daya kreasi kita sendiri. Sementara bagi orang lain, akan menimbulkan anggapan bahwa hal tersebut merupakan suatu kewajaran, yang pada akhirnya akan berakibat adanya peniruan berulang terhadap kebiasaan plagiarisme oleh generasi-generasi mendatang.
Jadi, sebelum benar-benar menjadi sebuah budaya bangsa, mari kita lawan plagiarisme ini dengan memulainya dari diri kita sendiri.
14 komentarPosting Komentar
Jangan sampai deh Kang plagiarisme jadi budaya bangsa, maluuu...
Setuju, mari kita mulai anti plagiarisme ini dari lingkaran terdekat dulu...
Sepakat kang. Tapi gmn dgn orang spt si Shine(http://shine-community.blogspot.com) kang? Dah gagal ngejiplak SC skrg ngejiplak blog smp (http://smpn1ckbr.blogspot.com).
Kayaknya dia mah dah berjiwa plagiat pisan, kang, susah sadarnya, hehehe...
Mau eksis, jangan lebay plis!!! Lain kitu?
Setuju sob, kita coba dari diri sendiri!
Plagiarisme, salah satu bentuk ketidakjujuran. Apalagi di dunia ilmiah itu termasuk katagori kejahatan. Walau sebenarnya dalam dunia ilmu tidak ada yang benar-benar hasil pribadi, tetapi melalui proses "tul-tel", atau artifisial. Jadi salah satu etika atau akhlak "ngelmu" selalu mencantumkan referensi atau minimal terinspirasi. Tah nu sok cukat cokot barang batur bari teu bebeja hakikatna persis tukang paok, alias rampok, copet, dan sejenisnya. Jadi walau tidak terhukumi secara pidana, minimal jelema model kitu terhukumi ku komunitas virtual sebagai "PLAGIATOR MURUSTUNJUNG".... Euweuh kaera....
memang begitu kang kalau diwordpress banyak pada ngaku tutorial miliknya padahal dari afatih.wordpress.com
nise info kang,,
emang g boleh tuh plagairisme..
lapor award telah dipasang
Assalamualaikum .......
Betul sekali kita harus jujur sama diri sendiri
kalau memang itu hasil karya orang lain, apa salahnya kita cantumkan sumber catatan tersebut.
Namun kita juga harus punya batasan2 yang jelas mengenai plagiarism ini biar duduk persoalannya benar2 bisa dipahami rekan2.
Saya jadi malu juga suka ngambil gambar dari mbah google tapi tidak mencantumkan sumber, karena bingung banyak gambar yang sama dan mana yang aslinya, katanya kalau google bukan sumber, wah berarti harus segera di rubah nih.
semoga plagiarism ini tidak jadi budaya kita
good posting nih sob
salam u/ kel.semua
Award sudah saya pajang, trims!
No njiplak!
Setuju bos...
saya sendiri sering artikel saya di jiplak!
setuju sangad bang..
oia..saya mau minta tolong nih bang,
abang tau ga cara masukin iklan di template myshowcase,
disana ada kolom khusus iklannya tapi ga tau cara masukin link n gambarnya,,
sebelumnya terima kasih,
pabriktrick.blogspot.com
@Rep Semua:
Makasih atas komentar dan dukungannya...
@Rep Pasti:
Keun bae lah sob, geus bakatna kitu meureun.
@Rep Nuansa Pena:
Hehe... Jd malu, kadang saya ga memposting tulisan asli, tapi cuma mengupas karya-karya orang lain.
@Rep Ence:
Mengenai gambar, emang begitu sob. Saya juga suka main ambil aja. Abis di Photoshop, Tinypic, dll, kalo mau gambar sesuatu tinggal search, dan muncul gambar-gambar yg sama dan entah siapa yg punya aslinya.
Kadang untuk tulisan-tulisan yang banyak diposting orang, trus sumbernya gak jelas, ane pun gak menyertakan sumbernya. Paling hanya nyebutin dari "Referensi: Dari berbagai sumber."
Teuing lah di dunia ieu mah geuning loba nu teu jelasna, hehehe....
@Rep Gitaris:
Coba sobat masuk ke halaman Tata Letak, trus klik Edit pada gadgetnya (kalo belum ada gadgetnya klik add gadget, pilih HTML/JavaScript), lalu masukan scrip iklannya sob
kayaknya hal ini sudah membudaya dan sangat memprihatinkan. Hal itu disebabkan karena kemiskinan kreatifitas.
Maaf baru mampir kang. Salam.
Tambahkan Komentar
Terimakasih atas semua apresiasi yang sobat berikan.