earth

Guestbook

/* Iklan google ads */

Holocaust: Mitos Yang Semakin Keropos

Pada akhir tahun 2005, Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan peristiwa holocaust sebagai sebuah "mitos pembantaian orang Yahudi". Pernyataannya ini kemudian mendapatkan reaksi keras dari dunia barat yang menjadi pendukung Yahudi Israel, karena dalam keyakinan barat, peristiwa holocaust pernah benar-benar terjadi pada Perang Dunia II, dimana Nazi membantai 6 juta orang Yahudi di kamp-kamp konsentrasi. Karena itulah penyangkalan terhadap holocaust dianggap sebagai pelanggaran hukum di sepuluh negara Eropa, seperti: Perancis, Polandia, Swiss, Belgia, Romania, Austria, dan Jerman.

Benarkah holocaust pernah terjadi? Bagi kebanyakan umat Islam, seperti yang menjadi keyakinan Ahmadinejad dan Mahmoud Abbas, holocaust tidak lebih dari sebuah dongeng yang dipaksakan Amerika dan Eropa untuk menjustifikasi pendudukan Yahudi di tanah Palestina. Tapi sebenarnya bukan hanya umat Islam yang tidak mempercayai holocaust, banyak juga kalangan ilmuan barat yang meragukan, bahkan tidak mempercayai, holocaust. Berikut saya kutip wikipedia menyangkut penyangkalan terhadap holocaust, atau yang lebih dikenal dengan istilah holocaust denial:
Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal adanya Holocaust, di antaranya: Pengarang Perancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst Zundel, David Irving, dll. tetapi hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk Pada 15 Feb 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5 tahun penjara. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller, menghujah bahwa semua bukti tentang adanya Holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja, bukan berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel ini juga pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang sama.
Holocaust memang pernah terjadi, tetapi bukan pembantaian Nazi terhadap 6 juta orang Yahudi melainkan pembakaran hidup-hidup yang dilakukan Raja Dzu Nuwas (Yahudi) terhadap orang-orang Kristen Yaman pada abad ke-6, seperti ditulis Dina Y. Sulaeman dalam salah satu artikel blognya, Holocaust: Mitos atau Fakta?:
Holocaust bermakna pembunuhan massal dengan cara membakar hidup-hidup para korban, dan sebagian ahli bahasa menyatakan bahwa asal kata ini bermula dari kejadian pada abad ke-6 di Yaman. Pada abad ke-5, Dinasti Himyarite menaklukkan kerajaan Saba di Yaman. Pada abad ke-6, seorang raja Dinasti Himyarite, yaitu Raja Dzu Nuwas, mengubah agama kerajaan (yang semula Kristen) menjadi agama Yahudi. Dalam rangka ini, dilakukan pembantaian massal terhadap orang-orang Kristen yang masih berkeras memeluk agama mereka. Diceritakan bahwa pada peristiwa itu, Raja Dzu Nuwas duduk di singgasanannya dengan dikelilingi para Rabi Yahudi. Di hadapan mereka ada kayu-kayu bakar yang telah disusun dan api pun disulut sehingga terbentuklah api unggun yang sangat besar. Tak jauh dari tempat itu, orang-orang Kristen, termasuk anak-anak dan perempuan, tua dan muda, dikumpulkan dengan tangan terikat. Suara jeritan menyayat membubung ke udara. Lalu, Raja Dzu Nuwas mengeluarkan perintah dengan suara keras dan... kaum Kristen Yaman itu pun terbakar hidup-hidup.

Holocaust memang pernah terjadi, tetapi bukan pembantaian Nazi terhadap 6 juta orang Yahudi melainkan pembantaian yang dilakukan para pendatang Eropa terhadap 100 juta penduduk asli Amerika.
Genosida terbesar dalam sejarah manusia tidak terjadi di (kamp konsentrasi) Nazi Jerman, tapi di tanah Amerika. 100 juta penduduk asli Amerika dibantai dan kehilangan tanah air mereka.

Holocaust Yaudi tidak lebih dari sebuah mitos yang dipaksakan lobi-lobi Yahudi kepada penguasa Amerika dan Eropa supaya mendapat sokongan dana dan dukungan penuh teradap upaya-upaya mereka dalam mendirikan negara Israel di tanah Palestina. Seperti diungkapkan sebuah artikel yang dimuat di www.biblebelievers.org.au berjudul "Is the Holocaust a Hoax?", berikut:
Apakah Holocaust Sebuah Hoax?
Dalam waktu lima menit, siapapun yang cerdas, yang berpikiran terbuka dapat yakin bahwa penggunaan gas dalam holocaust pada Perang Dunia II adalah tipuan yang menguntungkan .

Fred A. Leuchter adalah spesialis terkemuka Amerika pada desain dan fabrikasi peralatan eksekusi, termasuk kamar gas pembunuh. Pada tahun 1988, Leuchter menguji sampel dari dinding kamar gas Auschwitz, Birkenau dan Lublin. Residu sianida akan jelas terlihat pada semua dinding ini jika penggunaan gas memang pernah terjadi. Mengherankan, Leuchter tidak menemukan jejak sianida yang signifikan dalam setiap kamar itu.

Pada tahun 1991, pemerintah Polandia mengulangi tes ini untuk membantah temuan Leuchter, tetapi mereka juga tidak menemukan bukti apapun menyangkut penggunaan gas yang pernah terjadi.

Struktur bangunan dari "kamar gas" juga sangat salah. Kamar-kamar ini memiliki pintu biasa dan jendela yang tidak tertutup rapat! Ada kesenjangan yang besar antara lantai dan pintu. Jika Jerman berusaha membunuh siapa pun dengan gas beracun di kamar ini, mereka pasti akan mati sendiri, karena gas akan bocor dan mencemari seluruh wilayah. Juga, tidak ada peralatan yang dapat menguras campuran udara-gas dalam bangunan ini. Tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyalurkan atau mendistribusikan gas di seluruh ruangan. Tidak ada ketentuan untuk mencegah terjadinya kondensasi gas di dinding, lantai atau langit-langit. Tidak ditemukan tumpukan knalpot (penguras campuran udara-gas) pernah ada.

Meskipun enam juta orang Yahudi diduga meninggal dalam kamar gas, tapi tidak ada satu tubuh pun pernah diotopsi dan ditemukan telah meninggal karena keracunan gas. Kita telah menunjukkan tumpukan mayat dari Perang Dunia II, tetapi sebagian besar orang-orang ini meninggal karena tifus atau kelaparan atau pemboman Sekutu, dan banyak dari mereka yang terbunuh adalah orang Jerman, bukan orang Yahudi. Kira-kira setara dengan sepuluh lapangan sepak bola harus penuh dengan tumpukan mayat yang digas untuk dijadikan sebagai bukti, namun tidak satu tubuh pun yang pernah ditemukan.

Orang Jerman mendokumentasikan semuanya dengan rinci dan teliti dari awal sampai akhir, tapi tidak ada dokumen rencana pra-perang atau perang yang secara detail menyebutkan tentang adanya kamar gas untuk alasan genosida (pembantaian). Semua dokumen yang pernah disajikan disusun setelah perang .

Bahkan jika kita membuang semua bukti dan catatan pada setiap kamar gas, itu akan membutuhkan waktu selama 68 tahun untuk menyelesaikan penyerangan dengan gas beracun terhadap enam juta orang Yahudi!

Bahkan The Diary of Anne Frank juga merupakan tipuan (hoax). Bagian dari buku harian itu ditulis dengan pena titik bola. Padahal pena seperti ini belum digunakan pada saat Anne Frank hidup.

Tidak dipungkiri, kamp konsentrasi memang ada. Tapi tragisnya, banyak yang meninggal karena tifus atau kelaparan, seperti yang sering terjadi dalam situasi seperti itu. Ada, bagaimanapun, tapi tidak ada bukti bahwa penggunaan gas terjadi karena alasan genosida.

Israel terus menerima triliunan dolar dari seluruh dunia sebagai balasan atas penggunaan gas holocaust. Negara kita (Amerika) telah menyumbangkan lebih banyak uang ke Israel daripada negara lain dalam sejarah dunia, lebih dari $US 35 miliar per-tahun, termasuk semua bantuan. Kalau bukan karena hadiah murah hati kita yang melebihi batas-batas rasional ke Israel, setiap keluarga di Amerika akan mampu membeli merek baru Mercedes Benz. Tentunya rakyat Amerika akan marah jika mereka menyadari bahwa uang hasil jerih payah mereka sedang dihambur-hamburkan di masa sulit ini.

Dengan semua uang yang dipertaruhkan bagi Israel ini, mudah untuk memahami mengapa tipuan holocaust ini begitu dirahasiakan. Istilah Yahudi untuk holocaust adalah "Shoah". Di kalangan Zionis, ini dikenal sebagai "Shoah Bisnis". Jika tidak ada yang lain, penutupan (coverup) holocaust ini menunjukkan pengaruh Zionis yang tak tertahankan dan mengontrol negara kita. Dan ini merupakan satu-satunya pertahanan mereka terhadap fakta-fakta yang berteriak "antisemitisme", "skinhead" atau "Nazi", sedangkan mayoritas dari mereka yang mempertanyakan holocaust adalah warga biasa... meskipun anda tidak akan pernah tahu bahwa hal itu dari media.

Dengan cara apapun yang bisa anda lakukan, tolong bantu untuk menghancurkan mitos yang menguntungkan Israel ini. Sudah saatnya kita berhenti mengorbankan kesejahteraan Amerika demi Israel dan menghabiskan dolar yang kita peroleh secara susah payah untuk Amerika.

Ada alasan kuat untuk percaya bahwa yang disebut holocaust tidak pernah ada. Halaman 223, dalam The Diary of Anne Frank, (Pan Horizons edisi, Pan Books Ltd, London, 1989), menunjukkan bahwa ukuran kamp Auschwitz, yang paling terkenal dari semua kamp kerja Jerman, adalah sangat kecil, dengan hanya 11.000 orang (bahkan banyak dari mereka, mungkin bukan orang Yahudi) yang dievakuasi Jerman pada saat serangan Rusia pada tahun 1945. Tentu saja, jika dibandingkan dengan film Spielberg, Schindler List (yang menurut Emilie Schindler, janda Oskar, film itu penuh dengan kebohongan) dan propaganda Yahudi lainnya, bahwa jutaan orang Yahudi secara sistematis dibasmi. 11.000 orang merupakan jumlah yang sangat kecil. Aritmatika sederhana memberitahu kita bahwa Jerman harus memiliki ratusan kamp, atau mereka harus memusnahkan 137 orang per-jam, agar enam juta orang Yahudi dapat dimusnahkan di kamp-kamp kecil seperti Auschwitz, suatu prestasi yang bisa menjadikan manusia hilang ingatan (gila). Menurut Douglas Reed, dalam Behind the Scene dan The Controversy of Zion, hanya 850.000 tentara dan rakyat lainnya yang tewas oleh seluruh mesin perang gabungan Jerman dan Jepang selama Perang Dunia II (lihat hal. 397-400 dari buku Douglas Reed, Controversy of Zion). Orang-orang yang percaya pada propaganda Yahudi bahwa enam juta orang Yahudi telah dibasmi oleh Hitler harus ingat pada kecilnya bangunan Auschwitz dan beberapa kamp kerja Jerman lainnya selama Perang Dunia II.

Pada 13 Juli 1994, sebuah film dokumenter tentang kehidupan Charles A. Lindbergh, yang disiarkan pada saluran penyiaran umum (PBS-KENW-TV), mengatakan bahwa ketika Lindbergh mengunjungi salah satu kamp di Jerman setelah Perang Dunia II, ia diberitahu bahwa 25.000 orang telah meninggal dalam 1-1/2 tahun. Sekali lagi, aritmatika sederhana memberitahu kita bahwa 25.000 kali setengah lusin kamp tidak sama dengan 6.000.000. Pada kenyataannya, bahkan tidak sama dengan 600.000!

Ini adalah fakta menarik bahwa jumlah Yahudi yang dianiaya dibuat meningkat secara sengaja. Menurut Hal Greenwald, direktur program untuk Yayasan Hillel di Duke University, sekelompok mahasiswa Yahudi, telah mempromosikan gagasan bahwa sembilan juta orang Yahudi telah dibunuh dalam ruang gas Hitler (New York Times, 9 November 1991, AP). Sekarang menjadi 9 juta dan terus tumbuh... seperti utang/pajak kita... angka-angka terus berdatangan dari udara tipis... (The Bible Caused Economic and Financial Slavery in the New World Order oleh Lee Cheney).

Dengan semakin banyaknya penyangkalan terhadap holocaust (holocaust denial), baik di kalangan ilmuan, blogger, netter maupun masyarakat biasa, maka mitos mengenainya akan semakin keropos. Dan pada akhirnya nanti, tidak dipercayai sama sekali!

Wallahu a'lam...
  • Artikel Terkait Dengan Politik

    Terimakasih sudah membaca artikel SC Community's Blog

    Sekedar catatan:
    Kotak pada kolom blok komentar ini masih kosong. Maka merupakan suatu kehormatan jika sobat menjadi orang yang paling pertama menuliskan komentar, baik berupa pujian, masukan, kritikan, maupun pertanyaan di kolom komentar yang terletak di bawah kotak ini.

    Tak ada yang bisa saya berikan selain ucapan terima kasih karena telah memberikan apresiasi terhadap artikel-artikel SC Community's Blog
    Kang eNeS

    Tambahkan Komentar

    • Dimohon untuk tidak mencantumkan link aktif pada komentar sobat.
    • Gunakan Ruang Tanya pada TabView Menu, jika ingin menanyakan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan artikel di atas.
    Kang eNeS

    Terimakasih atas semua apresiasi yang sobat berikan.

    10 Artikel Terbaru

    10 Artikel Terpopuler